Jambrudpun mengkerut di khatulistiwa
bebannya terlalu berat melewati ribuan dekade
windu demi windupun terlampaui
Ada wajah yang nampak pada persada raya
tersirat lelah pada porosnya
bukti ia selalu bersama anak manusia
Tak urung gelappun menyelimuti dengan pekat
tanda bahwa singgasana silih berganti
setelah waktunya muncul
Bumi ini terlalu tua untuk dihuni
dosapun tak terhitung lagi banyaknya
apalagi yang dinanti
jika nafas harus menuju kesudahan
Wajah khatulistiwa sudah terlalu senja
tak ada yang menjadi abadi melainkan kematian yang sedia menanti
hari ini,esok ataupun lusa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar